PERAN ORANG TUA MENGATASI SIBLING RIVALRY
DOI:
https://doi.org/10.33096/wocd.v4i2.1733Keywords:
Kata Kunci: Peran Orang Tua, Sibling RivalryAbstract
Abstract
An individual aged zero to eighteen years of growth and development who has special needs, including physical, psychological, social and spiritual needs, is often referred to as a child. During this period, it will be easier for children to learn and understand new things.
Some children grow up with their siblings. The existence of siblings often gives rise to feelings of jealousy, anger and fear in children, these feelings will give rise to sibling rivalry. Sibling rivalry can have various undesirable impacts on both the child's psychology and the health of his or her siblings. The impact of sibling rivalry that is not resolved during childhood can trigger violent behavior in the future.
Partner Problems: Lack of parental knowledge about how to deal with sibling rivalry in toddlers, Lack of parental awareness about implementing appropriate parenting patterns for toddlers who are at risk of sibling rivalry and Lack of public education regarding sibling rivalry in toddlers by local health workers.
The results of the implementation of the activities that have been carried out show that family knowledge has changed from not knowing to knowing where out of 27 participants showed good knowledge of the patient's family after being given counseling as many as 21 (77.7%) and there were still 6 (22.3%) parents who less knowledgeable. This is because 6 of these 27 people are elderly and do not really understand the Indonesian language used when health education is carried out, but the majority of the counseling participants understand and are enthusiastic about following the counseling until it is finished.
Keywords: Parental Role, Sibling Rivalry
Abstrak
Seorang individu yang berusia nol samapai dengan delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang yang memiliki kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual sering disebut sebagai anak. Pada masa ini, anak akan lebih mudah untuk belajar dan memahami hal-hal baru. Beberapa anak tumbuh bersama dengan saudara kandungnya. Keberadaan saudara kandung ini seringkali memunculkan perasaan cemburu, marah, dan takut dalam diri anak yang mana perasaan tersebut akan menimbulkan terjadinya sibling rivalry. Sibling rivalry dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak diharapkan baik pada psikis anak itu sendiri maupun kesehatan adik kandungnya. Dampak Sibling rivalry yang tidak teratasi dimasa anak-anak dapat memicu perilaku kekerasan dimasa depan. Permasalahan Mitra: Kurangnya pengetahuan orang tua tentang cara mengatasi sibling rivalry pada Balita, Kurangnya kesadaran orang tua tentang penerapan pola Asuh yang tepat pada anak Balita yang beresiko sibling rivalry dan Kurangnya edukasi masyarakat terkait sibling rivalry pada balita oleh tenaga kesehatan setempat.
Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan menunjukkan pengetahuan keluarga mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dimana dari 27 peserta menunjukkan pengetahuan keluarga pasien dengan baik setelah diberi penyuluhan sebanyak 21 (77,7%) dan masih ada 6 (22,3%) orang tua yang berpengetahuan kurang. Hal ini dikarenakan 6 dari 27 orang ini sudah berusia lanjut dan tidak begitu memahami Bahasa Indonesia yang digunakan saat penyuluhan kesehatan dilakukan, namun sebagian besar peserta penyuluhan paham dan antusias mengikuti penyuluhan hingga selesai.
References
Agustia, D. R., Setyaningsih, W., & Suharno, B. (2021). Perkembangan Psikososial Anak Usia 3-4 Tahun di Daycare. Aulad: Journal on Early Childhood, 3(3), 149–154. https://doi.org/10.31004/aulad.v3i3.75
Dwi Hardian. (2022). Hubungan Peran Orang Tua Dengan Kejadian Sibling Rivalry Pada Anak Usia Prasekolah di TK Telkom Kota Mojokerto. Dspace Repository, 1–6.
Elsi Rahmadani, M. S. (2022). HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELAGA DEWA BENGKULU. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10(2), 82–95.
Indriyanti, L., Nurwati, R. N., & Santoso, M. B. (2022). PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM), 3(1), 25. https://doi.org/10.24198/jppm.v3i1.39661
Saputra, R. (2019). Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Shaleh, M. (2023). Pola Asuh Orang Tua dalam Mengembangkan Aspek Sosial Emosional Anak Usia 5-6 Tahun. Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(1), 86–102. https://doi.org/10.37985/murhum.v4i1.144
Sunarti. (2021). Pengaruh Permainan Boneka Tangan Terhadap Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah Akibat Hospitalisasi di RSUD Labuang Baji Kota Makassar. 12(7), 474–477.
Ulkhatiata, I. T., & Diana, R. R. (2023). Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengatasi Perilaku Sibling Rivarly Pada Anak Usia Dini. JECED : Journal of Early Childhood Education and Development, 5(1), 1–15. https://doi.org/10.15642/jeced.v5i1.2296
Wati, L., Siagian, Y., Kurniasih, D., & Manurung, T. H. (2021). Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Sibling Rivalry Pada Anak Usia Toddler. Jurnal Keperawatan, 11(1), 53–63.