Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Usia 15-18 Tahun di SMAN 11 Makassar

Aishwara Puput Andini Yusrif; Masriadi; Mansur Sididi

doi:10.33096/woph.v6i2.1803

Authors

Aishwara Puput Andini Yusrif Universitas Muslim Indonesia
Masriadi Universitas Muslim Indonesia
Mansur Sididi Universitas Muslim Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33096/woph.v6i2.1803

Keywords:

Urinary tract infection, Incidence factor, 15-18 years old

Abstract

A urinary tract infection (UTI) occurs when the urinary system experiences an infection. Which generally attacks two parts, namely the urethra and the bladder. The World Health Organization (WHO) reports 8.3 million cases of UTI each year, making it the second most common infectious disease in the body after respiratory tract infections. In society, the rate of urinary tract infections increases with age. More than 13,000 people (2.3 percent of deaths) suffer from urinary tract infections, according to a survey in hospitals in the United States. The risk of urinary tract infection in people over 65 is 20%. UTI is a health problem that threatens millions of people every year. According to estimates from the Indonesian Ministry of Health, the number of UTI cases in Indonesia ranges from 90 to 100 cases per 100,000 people per year, or around 180,000 new cases per year. Adults usually suffer from UTIs, but teenagers can also suffer. This study aims to obtain information about factors related to the incidence of urinary tract infections in 15-18 year olds at SMAN 11 Makassar. This research will be conducted in SMA Negeri 11 Makassar. The Lemeshow formula was used to calculate the sample size, and a sample size of 96 people was obtained. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the chi-square test. The results of the bivariate analysis based on the results of statistical tests showed that there was no significant relationship between sitting time (0.463> 0.05), perineal hygiene (0.671> 0.05), Hand Hygiene (0.588> 0.05), and Clothing Hygiene (0.633> 0.05) on Urinary Tract Infection Incidence Factors—suggestions for conducting massive socialization regarding the dangers of Urinary Tract Infection that can affect the younger generation.

References

Adib,M., (2011). Infeksi Tersering Pada Penderita Infeksi Saluran Kencing Di Laboratorium Klinika Surabaya. Jurnal Adib Baru, Akademi Analis Kesehatan, Malang.

Amna,F.K dan Majdawati,A., (2012). Hubungan Penebalan Dinding Kandung Kemih pada Ultrasonografi dengan Sedimen Urin Leukosit pada Penderita Klinis Infeksi Kandung Kemih. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Mutiara Medika Vol. 12 No. 1.

Andriani,R. (2010). Peranan Pencitraan dalam Deteksi Kelainan Anatomi pada Anak dengan Infeksi Saluran Kemih Atas. Majalah Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp 84-92.

Anggraini,P. (2014). Korelasi Ketebalan Dinding Vesika Urinaria pada Ultrasonografi Transabdominal dan Hasil Leukosit Esterase dan Nitrit pada Anak dengan Klinis Infeksi Saluran Kemih Akut. Tesis. Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ardhiyand.S dan Habib,I. (2011). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Urinalisis Nitrit dengan Kultur Urin Sebagai Uji Diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK) Pada Pasien Dengan Kateterisasi Uretra. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Aulia,D., Lidya,A., dalam Alwi, I., Setiati, S., Simadibrata, M., Sudoyo, A.W., (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid 1, Internal Publishing. Jakarta. Brunzel, N.A., 2004. Fundamentals of Urine and Body Fluid Analysis. Philadelphia: WB Saunders Company.

Cappuccino,J.G dan Sherman,N. (2009). Manual Laboratorium Mikrobiologi. Edisi 8. Penerbit EGC. Jakarta.

Chairlan dan Lestari,E. (Alih bahasa). (2011). Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan. Mahode, A.A. (Ed), Edisi 2, EGC, Jakarta.

Corwin,J.E. (2007). Handbook Of Pathophysiologi, diterjemahkan oleh Nike Budhi Subekti, Edisi ketiga, EGC. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI (2014), Waspada Infeksi Saluran Kemih: http://www.depkes.go.id/index.php/wasada+infeksi+saluran+kemih/. Diakses tanggal 22 Maret (2023). repository.unimus.ac.id

Dharma, P.S. (2015). Penyakit Ginjal : Deteksi Dini Dan Pencegahan. CV Solusi Distribusi, Yogyakarta.

Febrianto,A.W., Mukaddas,A., Faustine,I., (2013). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu. Prodi Farmasi, Uniersitas Tadulako. Palu. Online Jurnal of Natural Science Volume 2, 9(2):87-92.

Gandasoebrata,R. (2013). Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta.

Gaw,A., Murphy,M.J., Cowan , R.A., O’Reilly,D.St.J., Stewart, M.J., James, S., (2011). Biokimia Klinis, Edisi 4. EGC, Jakarta.

Haris,S., Sarindah,A., Yusni., Raihan., (2012). Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Zainoel Abidin. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Sari Pediatri. Volume 14. Nomor 4.

Hasanah,N. (2014). Evaluasi Leukosituria pada Tersangka Infeksi Saluran Kemih di RSUD Cengkareng. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehataan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Husnizal, F. (2016). Gambaran Mikroskopik Urin Berdasarkan Sampel Aliran Tengah dan Bukan Aliran Tengah (Aliran Pertama) pada Pasien Diabetes Melitus. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah. Ciamis.

Ikram,A.F.Z. (2015). Hubungan Antara Jumlah Leukosit Urin Dengan Kultur Urin Pada Infeksi Saluran Kemih Di Rsup H. Adam Malik. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Kee, J.L. (2007). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Dan Diagnostik, Edisi 6, EGC. Jakarta.

Khairina,A. (2013). Urinalisis sebagai uji diagnostik infeksi saluran kemih pada anak berusia 2 bulan hingga 2 tahun dengan gejala demam. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.